Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Rabu, 25 Desember 2013

Berburu Palladium


Oke, sekerdar informasi, aku mau lamaran. Titik. Bukan informasi maha penting sebenarnya, hanya saja kali ini aku pengen menceritakan pengalamanku ngubek-ubek pusat pertokoan kemarin. demi apa coba? Demikian dan terima kasih. Ya demi acara lamaran berjalan dengan sukses lah.
Oke. Jadi ceritanya, sabtu malem kemarin aku konsultasi ke camer, tentang apa yang diperlukan untuk acara lamaran mendatang, apakan ada barang yang perlu saya beli sendiri atau tidak. Setelah melakukan perdebatan dan negosiasi selama 1,5 jam (karena sang camer ternyata suka banget nonton sinetron, sehingga baru bisa diskusi kalo ada jeda iklan) maka diputuskan untuk lamaran sang pacar cukup membawa cincin tunangan saja. Ga perlu beli kain dah. Kainnya diserahkan pas akad aja. Dan akhirnya kami setuju. Deal!
Kesokan harinya, hari minggu tepatnya, pagi-pagi kami merencanakan kepergian kami ke toko perhiasan. Karena aku dan sang pacar muslim dan menurut islam, pria dilarang menggunakan perhiasan emas, maka pagi itu kami mencari alternatif perhiasan selain emas di internet. Browsing sana-sini, mencari tahu bahan-bahan yang bisa digunakan untuk perhiasan, maka ditemukanlah beberapa bahan yang bisa dijadikan alternatif. Ada platina, palladium, tungsten, dan silver. Lalu dengan bekal ilmu hasil dari penjelajahan kami di Mr. Google, akhirnya diputuskan untuk membeli cincin palladium untuk sang pacar dan emas putih untuk aku. Kenapa palladium? Karena cincin dari bahan ini tidak mudah menghitam seperti silver, warnanya mirip emas putih, harganya juga setara dengan emas putih. Dan dimulailah perburuan cincin tunangan kami.
Menurut saran dari camer, dan seorang kawan yang sudah menikah, kalo cari cincin di Surabaya yang banyak di Pasar Atom. Dan kesanalah kami akhirnya. Dengan banyak sekali penjual perhiasan disana, kami berharap mendapatkan apa yang kami cari, sepasang cincin tunangan berbahan emas putih dan palladium. Setelah mengunjungi hampir setiap gerai disana, banyak yang menyarankan pake silver aja. Hampir aja sang pacar menyerah dan memilih silver aja. Tapi untungnya aku ngotot ga mau. Kenapa? Karena silver harganya lebih murah, kan g imbang jadinya, masak aku jauh lebih mahal, dan silver itu mudah menghitam, jadi harus disepuh lagi beberapa bulan sekali. Kan males banget ya? Sampe dibentak dan digoblok-goblokin sama kokoh-kokoh penjual emasnya, karena nyari palladium. “Udah, beli aja emas 75%, daripada nyari palladium sampe gempor jg g bakal nemu di sini. Lagian kamu kalo tak bohongi, emas putih tak bilang palladium bakal nyadar?”
Kata-kata kokoh penjual emas iku bener juga sih, karena mirip banget, kemungkinan aku g bakal tau kalopun dibohongi, tapi aku g mau nyerah. Menurutku sih, mending usaha dulu, entah nanti kita dibohongi atau nggak, yang penting kan udah usaha nyari yang bukan emas. Semoga Allah mengampuni dosa kami.
Perburuan di Pasar Atom tidak membuahkan hasil sodara-sodara. Dan kaki sudah gempor. Lalu makanlah kami di foodcourt Pasar Atom yang super ramai. Istirahat sambil browsing-browsing lagi toko yang menjual palladium. Sempet setres juga nyarinya, karena sinyal hp ku rada-rada hidup segan mati tak mau. Hasil dari pencarian kami hampir semua di Jakarta. Namun syukur Alhamdulillah, kami menemukan 1 toko yang konon katanya menerima pesanan cincin tunangan dari palladium. Namanya Indoseni, letaknya di BG Juction. Meluncurlah kami ke sana di sore hari yang rada-rada mendung mesra.
Ketemu, toko Indoseni dan memang benar, disana menjual perhiasan dan yang paling utama cincin kawin. Bahannya juga bisa milih, emas kuning, emas putih, atau palladium. Langsung semangatlah kami. Disana kami disuruh milih-milih model. Dikasih saran yang bagus model apa aja. Setelah milih-milih dan ketemulah model yang paling chic, bagus menurut kami, jari kami diukur. Ukurannya agak dilonggarin dikit, jaga-jaga kalo mengalami penggemukan. Hehehe…. Ya begitulah, akhirnya kami pesen dan bisa diambil dalam 10 hari. Sayangnya, kami lupa melakukan ritual kenarsisan yang harusnya sih kami lakukan kemarin. ya, berfoto ria dengan cincin pinjeman dari toko. Tetep ya…
Setelah dapet kami langsung pulang, puas rasanya setelah proses pencarian yang panjang kami menemukan apa yang kami cari. Alhamdulillah yaah…. Berhasil berhasil berhasil… horeeee! \(^_^)/. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih untuk sang pacar yang rela ngikuti saya puter-puter nyari cincin palladium. Padahal dia g masalah kalo pake silver. Hehe.. luph u, Pacar! Terima kasih juga untuk Mr. Google yang sangat membantu, dan bapak ibu yang dengan tegas bilang kalo sang pacar ga boleh pake emas… love u all! Spirit unity and pride!


Surabaya, 2 Desember 2013
Kamis, 12 Desember 2013

Gara-gara Berita Heboh dari KUA

Selamat malam.
Malam ini aku mau cerita tentang beberapa berita update yang sedang ramai diperbincangkan oleh teman-teman kerjaku. Yak selama dua minggu ini kami para wanita-wanita yang akan segera menikah sedang dihebohkan oleh berita bahwa KUA seluruh Jawa Timur memutuskan untuk tidak lagi melayani pernikahan di luar jam kantor dan di luar kantor. Betapa galaunya kami, karena beberapa dari kami sudah menentukan tanggal pernikahan, sudah booking tempat, catering, dan lain-lain.
Lalu aku? Aku jadi ikut-ikutan galau. Bukan karena sudah menentukan tanggal pernikahan, tapi aku dan sang pacar sudah sepakat untuk menikah saat weekend. Betapa kagetnya dan galaunya kami (aku lebih tepatnya) karena aku yang paling ngotot mau nikah saat weekend. Gila ajaaa…. Nikah hari kerja? Siapa yang mau meramaikan suasana kalo gitu?? Dan di KUA? Plis deh, ruangannya terbatas banget kan. Semua rencanaku bakalan kacau banget kalo peraturan baru (yang menurutku sangat egois itu) bener-bener diterapkan sampai hari-H aku menikah nanti.
Balik lagi ke cerita kegalauan teman-temanku. Kami para gadis-gadis lajang yang jumlahnya ada 6 orang, yang hidup diantara para ibu-ibu, menyikapi berita mengagetkan itu dengan cara yg berbeda-beda. Ada yang menyikapi dengan biasa-biasa aja, ada yang no comment, ada yang heboh cenderung g perduli padahal dianya uadah mau nikah. Berikut adalah komentar-komentar mereka:
“Ah, kan belum tentu juga peratutan itu diberlakukan.”
“Aduh, g tau lah, calon aja aku belum punya.” (yang ini agak merana kayaknya)
“Waduh aku udah nentuin tanggal. Berubah lagi dong.”
“Wah, ga asik dong nikah di KUA. Ga lucu kan nikah di dalem kantor. Dg background meja dan lemari arsip.”
“ Biarin aja, biar diurus mamaku.” (percaya g percaya, ini adalah komentar cewek yang mau nikah)
Dan inilah komentar ku. “Apaaa? Ga bisa nikah weekend dong. Trus tamunya gimana? Masak disuruh bolos semua? Aarrgh!”
Walau kemudian kepanikan itu berubah menjadi bercandaan. Kami  justru menjadikan ini topik yang seru, dengan pengandaian-pengandaian yang luar biasa kreatif sehingga menimbulkan perdebatan-perdebatan konyol. Seruuu!
“Nanti nikah siri dulu aja, baru seninnya dicatetin ke KUA.” Kataku suatu ketika dalam perjalanan menuju tempat kerjaku.
“Wah, g asik dong. Km sah secara agama tapi ga sah secara hukum. Kalo ada apa-apa gimana?” seru Rini.
“Kalo suaminya mendadak minggat gimana? Padahal kamu sudah di apa-apain.” Timpal Apink yang sudah punya pengalaman menikah.
Dan perdebatan masih berlangsung dengan pengandaian-pengandaian yang semakin lama semakin tidak masuk akal.
Ah, begitulah kami, menjadikan kegalauan menjadi bercandaan. Menyenangkan memang jika ada mereka. Selalu ada yang seru dalam setiap kesempatan. Kerja jadi menyenangkan. Luv u all…!
Night universe!

Surabaya, 11 Desember 2013